Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan

21 Maret, 2009

Mengambil Hikmah dari Negeri Empat Musim

Sedari dulu saya begitu tertarik dengan salju. Saya gila terhadap bacaan (novel, cerpen, puisi) yang selalu menjadikan salju sebagai latar ceritanya. Sekarang saya tidak perlu lagi berkhayal bisa menyentuh salju. Di Iran, saya bisa melihat pepohonan di taman asrama dilapisi putihnya salju. Ada kekaguman terhadap deretan cemara yang selalu tegar melawan musim. Pohon yang saya lihat di musim panas, gugur, dingin dan semi adalah deretan pohon itu-itu juga. Di musim salju, cemara harus lebih tegar lagi menahan beban tumpukan salju.
Butiran-butiran salju yang tertumpah dari langit lebih berat dari tetes-tetes hujan, namun ia jatuh ke bumi tanpa suara. Kristal-kristal putih itu melayang dengan lembut dan mendarat dengan halus. Namun, pernahkah engkau bayangkan sekiranya butiran-butiran halus salju itu menyentuh kulitmu?. Pernahkah engkau membayangkan bagaimana rasanya hidup di musim salju tanpa mengenakan baju hangat, atau tinggal di rumah yang tidak dilengkapi fasilitas pemanas ruangan?. Pada saat itu salju bukan lagi keindahan, namun tontonan tragedi yang menyayat hati. Teman saya asal Bosnia menceritakan, di musim salju, ketika tumpukan salju disingkirkan dari jalan-jalan kota, tidak sedikit ditemukan mayat-mayat manusia. Mereka adalah para tunawisma yang mencoba bertahan hidup di tengah musim dingin yang menusuk tulang. Ya, dongeng tentang salju tidak melulu menceritakan kebahagiaan sang putri salju, namun juga kegetiran hidup putri penjual korek api, yang mati beku kehabisan api penghangat.

Bertepatan dengan 20 Maret tahun ini, masyarakat Iran bersuka cita menyambut datangnya musim semi yang juga menandai datangnya tahun baru. Dalam penanggalan Iran hari tahun baru adalah hari pertama di musim semi (disebut Fasl-e Bahor). Sistem penanggalan Iran telah disusun sejak 1725 tahun sebelum Masehi dan terus mengalami penyempurnaan hingga kini. Dimasa kekhalifaan Islam, kalender Iran mengalami penyesuaian dengan kalender Islam dan disebut dengan Kalender Hijriyah Syamsi sebab penentuan tanggal Iran berdasar pada edar bumi terhadap matahari dan disebut Hijriyah karena tahun pertamanya juga dihitung dari hijrahnya Rasulullah saw ke Madinah. Adanya perbedaan jumlah hari dalam setahun dengan kalender Hijriyah Qamari menyebabkan jalannya tahun pada kalender Iran lebih lambat dan tahun ini baru memasuki 1388 HS sementara kalender Hijriyah telah memasuki tahun ke 1429.
Wajar masyarakat Iran menyambut tahun baru mereka dengan luapan kegembiraan. Mereka tidak lagi tersiksa oleh dahsyatnya hawa dingin, tersiksa oleh tumpukan salju di jalan yang mengakibatkan kemacetan berjam-jam. Mereka tidak perlu lagi repot-repot mengenakan pakaian hangat yang tebal setiap keluar rumah, tidak perlu lagi takut terpeleset oleh jalan yang licin, tidak ada lagi aktivitas membersihkan atap rumah dari tumpukan salju yang berton-ton beratnya. Datangnya musim semi benar-benar kesyukuran bagi mereka.
Letak geografis Iran dan bentangan daratnya yang variatif membuat negara ini memiliki empat musim (semi, panas, gugur dan dingin). Di musim panas cuacanya sangat panas. Pada Juli sampai Agustus suhu mencapai rata-rata 38°C (100°F). Di musim gugur mereka kerepotan dengan hembusan angin gurun yang juga panasnya tidak ketulungan. Dan di musim dingin, mereka harus bisa bertahan dengan suhu udara yang bisa menukik hingga minus. Musim semi adalah saat yang dinanti-nantikan. Di saat itulah mereka bisa keluar rumah sepuasnya, bunga-bunga pun bersemi menampakkan keindahan warnanya. Tradisi menyambut tahun baru (mereka menyebutnya Nouruuz) dimulai sejak dua-tiga minggu sebelum bulan Esfand (bulan terakhir dalam penanggalan Iran) berakhir. Diantara kebiasaan mereka adalah membeli ikan mas kecil dan bibit gandum yang telah tumbuh sekitar 4-7 cm, konon katanya tradisi ini telah berumur 15.000 tahun. Ikan mas hidup yang ditaruh dalam toples melambangkan kelincahan dan hidup yang penuh aktivitas, sedangkan bibit gandum melambangkan produktivitas. Bahwa di tahun baru ini mereka harus lebih aktif dan produktif dalam menghasilkan karya-karya bagi kemanusiaan.
Namun ada fenomena menarik yang bisa jadi selama ini luput dari pengamatan kita, bahwa negara-negara yang memiliki empat musim lebih maju dibanding negara di daerah tropis. Kita bisa lihat perbandingan taraf hidup dinegara-negara Eropa, Amerika, Jepang, China, Korea, Australia dengan negara-negara yang hanya memiliki dua musim yang tersebar disebagian Asia dan Afrika. Iran pun tidak bisa dipungkiri, saat ini melejit sebagai salah satu negara maju di belahan Timur Tengah. Saya yakin, kondisi alam berpengaruh besar dalam membentuk karakter membangun dalam jiwa-jiwa mereka. Adanya perbedaan musim yang drastis menuntut penduduknya untuk tidak monoton dalam aktivitas hidup. Mereka dituntut untuk tangguh menghadapi kegerahan di musim panas, kekeringan di musim gugur, mengatasi dingin di musim salju, dan tidak terlena di musim semi. Dalam analisis sosio-psikologi adanya perubahan musim yang membutuhkan adaptasi ini akan membentuk karakter bangsa yang kuat dan tangguh dalam mengatasi problematika hidup. Tidak heran, di tengah ketatnya sanksi dan embargo jangka panjang negara-negara Barat dan Amerika Serikat, Iran justru mampu menunjukkan dirinya sebagai negara yang mandiri secara cemerlang. Salah satu keberhasilan negeri ini yang membuat dunia terpana adalah kemajuan dari segi iptek.
Sejak kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979, Iran telah dihadapkan pada embargo ekonomi Barat. Lewat langkah terselubung, negara-negara Barat berusaha mencegah masuknya perlengkapan dan teknologi cangih ke Iran. Meski demikian, Iran tetap mampu menorehkan beragam prestasi mengagumkan di bidang iptek, tidak hanya dalam hal tekhnologi nuklir, produksi mobil namun juga piawai dalam teknologi antariksa. Dengan keberhasilan meluncurkan roket pembawa satelit "Safir Omid" dan sebuah maket satelit percobaan di orbit bumi, Iran menjadi negara regional pertama yang mandiri tanpa bantuan asing, baik dalam membuat satelit maupun dalam meluncurkan dan mengontrolnya.
Kalau Iran bisa melakukan ini, kira-kira apa yang menghambat kemajuan di Indonesia?. Ketika melihat salju, saya teringat betapa beruntungnya kita. Kita bisa hidup dengan kontruk bangunan ala kadarnya, hatta dindingnya terbuat dari kardus atau pelepah pohon. Di negeri empat musim, rumah harus dibangun kokoh, lengkap dengan sistem pemanas dan pendingin jika tidak ingin mati diterkam keganasan alam. Sayangnya, anugerah Ilahi ini disia-siakan oleh tangan-tangan kotor yang tahunya hanya menjarah dan menindas. Hasan Aspahani (2004), menolak menyebut Indonesia sebagai negeri dua musim, dalam puisinya "Dongeng Negeri Empat Musim" (2004) dia menyebut, ada empat musim di negeri ini, musim berdusta, musim berjanji, musim berpura-pura dan musim lupa. Anehnya, empat musim itu bisa terjadi dalam waktu yang sama.
Qom, 20 Maret 2009
Sesaat setelah Iran merayakan Nouruuz nya

29 Juli, 2008

Memaknai Kematian

Diantara berbagai bentuk perpisahan, kematianlah yang paling dihindari. Padahal semua juga tahu, kematian adalah sesuatu yang menyertai kelahiran yang saling melengkapi. Hadir sebagai paket tanpa bisa dipisah. Namun, seberapapun kita menyadarinya, kita selalu berjuang setengah mati untuk menghindari mati. Sulit saya hilangkan dari ingatan, tentang sebuah adegan yang menegangkan dari video singkat yang pernah diperlihatkan teman saya dengan fasilitas video di HPnya. Adegan dimana seseorang berjuang sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari gigitan singa di kebun binatang, yang dianggapnya sifat liarnya telah hilang sama sekali. Adegan ini diawali dengan berphoto mesra dengan singa, menunggangi dan membelai-belai kepala sang singa. Singa sebagai raja hutan bisa jadi merasa terinjak-injak harga dirinya diperlakukan tidak ubahnya kucing rumah atau kelinci piaraan. Sang singapun mengaum keras dan tidak bisa dihindari adegan tragis itupun terjadi, keceriaan berubah menjadi kepanikan luar biasa. Sang pemuda hanya bisa teriak meregang nyawa, dan pasrah tubuhnya dicabik-cabik setelah sebelumnya berusaha melepaskan diri. Saya hanya bisa merenungkan, betapa tidak berdayanya kita terhadap kekuatan yang lebih besar. Siapapun sebenarnya tidak ubahnya sang pemuda di atas. Kita selalu berusaha menghindari kematian. Orang yang sudah tidak berfungsi pun masih ditopang oleh segala macam mesin agar bisa hidup. Siapapun pasti akan berjuang habis-habisan untuk bertahan lebih lama. Saya juga teringat video detik-detik kepergian Imam Khomeini, jantungnya ditopang mesin untuk bisa berdetak lebih lama, bantuan pernafasan diberikan. Namun, sebagaimana sang pemuda yang akhirnya berlutut pasrah, sekeras-kerasnya kita menolak kematian dan perpisahan, setiap makhluk bisa merasakan jika ajal siap menjemput, tak ada lagi yang bisa dilakukan kecuali, berusaha untuk mengucapkan selamat tinggal. Dan pada titik itu, segala perjuangan berhenti. Saya percaya, penyebab kematian yang paling mendasar selalu sederhana dan alami: memang sudah waktunya. Hidup punya masa kadaluarsa. Tentu dalam menghadapi prosesnya kita berontak, protes, menyalahkan ini-itu, dan seterusnya. Namun bukankah dengan adanya kematian kehidupan ini jadi penuh dengan makna. Jadi, semua faktor yang selama ini dikatakan sebagai penyebab kematian, sakit, kecelakaan, bencana alam, diterkam singa dan sebagainya menurut saya sebenarnya adalah gejala yang terlihat, bukan penyebab. Semuanya bisa diartikan hanya gejala, syarat-syarat akhirnya masa hidup telah habis. Pada akhirnya kita akan berpisah. Kalau kematian pada akhirnya, dan kita bisa memilih, mengapa tidak memilih kematian itu datang saat kita sedang taat-taatnya kepada-Nya ?

Kutulis sesaat setelah menerima kiriman sms dari orang yang paling dekat hatinya keaku, begini bunyinya, “Innalillahi wainnalillahi rajiun…bpknya ka Ani brpulang kerahmatullah barusan. Doata… 7-05-1387 21:02:37
Turut Berduka Cita……

03 April, 2008

Antara Kesombongan dan Kita yang Bertumbuh

"Gnoti Seauton, Meden agan !"
-Kenali Dirimu dan Jangan Keterlaluan !-
-Diktum Akhlaq Plato-
Dalam salah satu kitabnya Ayatullah Uzma Nazir Makorim Syirazi menceritakan sebuah hadits yang menunjukkan kerendahan hati adalah salah satu syarat maqam kenabian. Salah seorang nabi dari Bani Israel pada suatu hari diminta oleh Allah SWT untuk menunjukkan orang yang lebih rendah maqamnya darinya. Sang nabi berhari-hari mencari seseorang yang bisa ditunjukkan kepada Allah SWT. Namun tak seorangpun mampu ia dapatkan. Ia merasa malu kepada Allah SWT kalau menganggap dirinya lebih unggul dari yang lain. Sampai matanya tertuju pada seonggok bangkai keledai. Ia pun menyeret bangkai ini beberapa langkah. Namun tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang sangat keras memenuhi seantero langit. Allah SWT berfirman padanya : "Kalau kau sekali saja melangkahkan kakimu untuk menunjukkan bahwa bangkai itu lebih rendah darimu, maka kau akan kehilangan maqam kenabianmu". Sang Nabi pun tak berdaya, melepaskan bangkai keledai dari genggamannya dan jatuh terpekur, sembari memohon dengan sangat untuk diampuni.
Ayatullah Uzma Nazir Makorim Syirazi pun meragukan keshahihan hadits ini dari segi periwayatan tetapi beliau ingin menunjukkan moralitas dalam kisah ini. Bahwa sang Nabi pun yang sebagaimana maklum diketahui memiliki maqam yang istimewa di sisi Tuhan dibandingkan insan yang lain tetap tidak diperkenankan untuk merasa lebih dari yang lain. Kitapun teringat kisah tentang nabi Musa as yang menjawab pertanyaan ummatnya bahwa ia lah yang paling unggul diantara manusia karena maqam kenabiannya, sehingga ia pun diperintahkan untuk mencari Khaidir as, berguru tentang sebuah kerendahan hati. Seberapapun luas ilmu yang telah kita dapat, harta yang telah dikumpulkan atau kekuasaan yang telah diraih, tidaklah serta merta semua itu menjadi dalih kita lebih unggul dan merasa lebih istimewa dibanding yang lain. Rasulullah SAWW suatu hari dengan beberapa sahabatnya beristirahat di tengah perjalanan. Merekapun memutuskan untuk menyembelih seekor kambing untuk santapan perjalanan mereka. Salah seorang sahabat mengajukan diri untuk menyembelih kambing itu. Yang lain bersedia untuk mengulitinya dan ada pula yang menawarkan diri untuk memanggangnya. Rasulpun tiba-tiba bersabda, "kalau begitu saya yang akan mengumpulkan kayu bakar". Para sahabat serentak menolak, dan meminta untuk nabi beristirahat saja. Nabipun bersabda, "Saya tahu kalian semua mampu mengerjakannya, tetapi Allah SWT tidak menyukai orang yang merasa lebih istimewa dibanding yang lain".

Wahai diriku, bukankah terusirnya Iblis dari surga dan mendapat murka abadi Tuhan hanya karena merasa lebih istimewa dibanding nabi Adam as yang diciptakan belakangan dan dari tanah ? Sesungguhnya dosa yang paling purba adalah kesombongan dan merasa lebih unggul. Dosa pertama di langit, adalah kesombongan dan kedengkian Iblis terhadap Adam as dan dosa pertama di bumi adalah kedengkian Qabil terhadap saudaranya Habil. Dan para nabi di utus sesungguhnya untuk memerangi maksiat batin ini. "Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlaq manusia." Tidaklah nabi Musa as diutus untuk memperingatkan Fir'aun kecuali karena kesombongan dan kedzaliman yang dilakukan terhadap Bani Israel, sebab bagaimanapun fitrah kemanusiaan tidak akan bisa memungkiri keberadaan Tuhan yang Maha Kuasa. Umat Nabi Nuh, Nabi Luth, kaum Madyan, Kaum A'ad, Qarun dan ummat-ummat terdahulu ditenggelamkan di bumi karena kesombongannya ketika diperhadapkan dengan kebenaran. Bal'am, seorang ulama Bani Israel yang karena ketaatan dan kedudukannya yang istimewa di sisi Allah SWT sehingga setiap do'anya niscaya dikabulkan Tuhan, menjadi contoh abadi ulama yang dimurkai karena kesombongannya di hadapan nabi Musa as bahkan mendoakan kebinasaan atas nabi Musa as dan pengikutnya. Sahabat-sahabat Nabi SAW pun mengakui keistimewaan dan keilmuan Imam Ali as atas mereka. Umar bin Khattab telah mengatakan dalam tujuh puluh tiga kali kesempatan, "Seandainya tidak ada Ali maka celakalah Umar." Namun sebagian dari mereka berani merampas hak kekhalifaan Imam Ali as dengan alasan, "Tidaklah kami menolak kekhalifaan Ali kecuali karena usianya yang lebih muda dan karena ketidakinginan kami kenabian dan kekhalifaan menyatu pada Bani Hasyim." Dan terpilihlah Abu Bakar di Saqifah karena keseniorannya sebagai pengganti dan penerus Nabi. Perkataan mereka terekam dengan baik dalam kitab-kitab Tarikh yang ditulis oleh ulama-ulama Sunni sendiri terlebih lagi ulama-ulama Syiah.
Dan tidak berlebihan pula disini saya menyebutkan, muslim Syi'ih oleh sebagian kaum muslimin di musuhi, difitnah bahkan dikafirkan karena kedengkian dan perasaan lebih unggul. Merasa hanya mereka yang berhak dikatakan kelompok muslim, golongan yang selamat bahkan berhak menguasai dan membuat kapling-kapling dalam surga. Pemikiran ini tak ubahnya seperti kaum Yahudi dan Nashrani, "Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata : Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahhudi atau Nashrani. Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu orang-orang yang benar." (Qs. Al-Baqarah : 111). Robert Lacey, penulis The Kingdom (Fortune, 1982) melukiskan perbedaan Sunni dan Syiah, bahwa Sunni lahir dari kalangan penguasa yang mendukung dan membuat fatwa untuk legitimasi kekuasaan. Bahkan Fazlur Rahman menulis dalam bukunya, "Membuka Pintu Ijtihad", "Orang-orang Sunni hampir selalu menjadi pendukung setiap pemimpin Negara." Sedangkan Syiah terlahir dari kalangan rakyat yang tertindas, dimana dan kapanpun dengan semangat kesyahidan Imam Husain as selalu berusaha meruntuhkan kekuasaan yang tiran dan dzalim.
Tidak ada yang lebih yang menghancurkan dan membinasakan dari kesombongan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an : "Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan dengan angkuh. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang sombong dan membanggakan diri." (Qs. Luqman : 18). Dan diayat lain disampaikan, bahwa Allah SWT tidak akan pernah memasukkan ke surga orang-orang yang dalam hatinya tertanam bibit-bibit kesombongan meskipun sebesar dzarrah (atom). Kesombongan merusak diri dan jiwa, merusak persatuan dan persaudaraan sebab merupakan pengingkaran fitrah kemanusiaan. Hanya Tuhan yang berhak untuk sombong, manusia yang lemah dan sangat bergantung sangat tidak pantas untuk menyombongkan diri. Karenanya dalam ratusan ayat Allah mengingatkan kelemahan manusia dan dari mana mereka berasal. Allah pun memilih bahasa dalam Al-Qur'an, "Dari setetes air yang hina". Kita boleh iri kepada seseorang karena kelebihan ilmu dan ketaatannya dalam beribadah tetapi kita tidak diperkenankan untuk iri hanya karena orang lain lebih kaya dan memiliki jabatan kekuasaan yang lebih tinggi. Begitupun sebaliknya, adalah kedurhakaan yang tak terperikan ketika merasa lebih unggul daripada orang lain. Imam Khomeini dalam salah satu wasiat kepada Sayyid Ahmad anaknya, "Anakku, yang tercela dan merupakan sumber segala kerusakan, kejahatan dan kehancuran serta merupakan seluruh kesalahan adalah kecintaan pada dunia yang tumbuh dari cinta diri." Cinta diri yang berlebihanlah yang mengajak seseorang pada rasa sombong yang pada ujungnya mengarah pada pelecehan hak-hak orang lain. Di atas gerbang peribadan Apollo tertulis diktum akhlaq Plato, "Gnoti seauton, meden agan !" (Kenali dirimu dan jangan keterlaluan). Sabda filsuf lainnya, kesombongan adalah aku yang membumbung tinggi. Kita bisa saja merasa lebih unggul tetapi bukan atas yang lain melainkan atas diri kita sendiri yang sebelumnya. Hal ini akan memotivasi diri kita untuk bertumbuh lebih baik. Kesombongan tak membuat kita menjadi apa-apa. Justru menjerumuskan kita pada jurang kehancuran. Kesombongan menghambat pertumbuhan diri, sebab telah merasa cukup dan tidak butuh siapapun. Padahal sesungguhnya, hanyalah menipu diri sendiri. Orang besar ketika dianugerahi ilmu maka ia akan merasa kecil. Sedangkan orang kecil ketika dianugerahi ilmu, akan merasa besar. Sebagai penutup tulisan ini, saya ceritakan sebuah kisah tentang seorang hakim yang sangat cerdas dan memiliki ilmu yang luas. Dia hidup pada masa Harun ar-Rasyid. Setiap permasalahan yang dihadapkan padanya, bisa ia selesaikan dengan baik. Sampai akhirnya timbullah kesombongan dalam hatinya, bahwa ialah orang yang paling cerdas seantero dunia. Dia memaklumkan diri bahwa tak ada yang bisa menipu dan membodohi dirinya. Sampai di suatu jalan ia bertemu dengan Bahlul. Seorang yang dikenal gila. Bahlul berkata padanya, "Hakim yang agung, apa benar tidak ada seorang pun yang bisa menipumu ?." Hakim pun mengiyakan pertanyaan itu sembari tetap berjalan dengan pongahnya. Bahlul kembali berkata, "Seandainya saya dalam keadaan tidak sibuk, aku bisa menipumu." Sang hakimpun tersentak, ia merasa malu kalau tidak memberi Bahlul kesempatan. Apalagi pada saat itu orang-orang memperhatikan percakapan mereka. Ketika Bahlul diberi kesempatan, ia pun berjanji menyelesaikan kesibukannya dan akan kembali setelah dua jam. Sang Hakim pun menunggu Bahlul. Setelah dua jam, Bahlul belum juga memunculkan dirinya. Tiba-tiba Sang Hakim tersadar, malu dan sembari menggerutu ia berkata :"Baru pertama kali ini, aku berhasil ditipu, dan itupun oleh seorang yang gila."
Wallahu 'alam Bishshawwab
Qom, 2 April 2008.

27 Maret, 2008

Sebuah Janji

Di tengah kesibukanku sayang, ada saja yang menggelitik dari kamu untuk saya ingat, untuk saya kenang, yang membuatku tersenyum membuat hidupku penuh warna, atau terkadang membuatku geram kepayahan menahan kerinduan yang begitu bergejolak. kau begitu istimewa buatku. kau selalu membuatku terpaksa mengakui kehebatan Tuhan yang mendesainmu, yang menitipkan ilmu di batok kepalamu meskipun sedikit he..he...., yang menganugerahkan kelembutan dan kepekaan rasa. kau yang terindah buatku, kemarin, sekarang dan entah sampai kapan.... Sabarlah menantiku sayang....
Hari ini, tepat setahun lalu akad kuucapkan... awalnya aku berambisi seluruh dunia harus berada dalam genggamanku... sampai aku sadar ini impian yang terlalu muluk... namun ketika kugenggam tanganmu... aku serasa menggenggam seluruh dunia beserta isinya... Terimakasih sayang, atas kesediaanmu menemaniku menghabiskan waktu dalam keletihan melawan....
Jika diibaratkan proses pertumbuhan seorang manusia, usia pernikahanku seperti bayi yang baru saja mampu duduk dengan baik, sekarang sedang merangkak dan belajar berjalan dengan tertatih... selagi kita tetap bersama, apa ada yang tidak mungkin sayang ? Abadilah cintaku....
Abadilah pernikahanku...
Kau seluruhku...
Aku bertahan bukan karena hebatku, tapi karena cintaku padamu....
lelaki yang kau buat menggelepar-gelepar mengingatmu...
Hormatku
Ismai Amin

03 Maret, 2008

Mengorek Palung Hati Kita

Aku berjalan di belakang kafilah orang mulia Berharap bisa menyingkap penyimpangan yang kutemui Jika aku nanti menyusul mereka setelah kepergian mereka Maka betapa banyak kelapangan untuk itu diberikan Sang Pencipta Namun jika aku diam menetap di muka bumi Maka sungguh berat mencapai kemuliaan… (Setetes Air Mata Cinta Buat Nabi, Syeikh Shalih al-Fauzan (et al) hal. 15)
Pernahkah kita membayangkan bahwa orang-orang yang telah mendahului kita sedang melihat gerak polah kita yang ada di dunia lewat sebuah layar tv ? bayangkan, sekiranya Imam Ali ra melihat kita yang lamban dalam menghafal ilmu, terlebih lagi ilmu tentang kalamullah. Bayangkan apa jadinya jika Umar bin Khattab melihat kita, mungkin wajahnya memerah menahan marah, rahangnya gemetar karena gregetan melihat pemuda jaman ini yang akrab dengan istirahat dan hura-hura. Bayangkan jika Mushab bin Umair melihat kita, mungkinkah ia membiarkan kita, para pemuda yang seringkali memperalat ayah ibunya. Bayangkan Abdurrahman bin Auf melihat kita, yang saban bulan mendapatkan penghasilan tanpa pernah kita usahakan. Bayangkan Salman Al Farisi yang berjalan ribuan kilo demi menuntut ilmu melihat kita, yang lebih senang menghabiskan waktu di mall dan di taman-taman kampus. Bayangkan semua itu…? Bisa saja ini hanya pengandaian, ya sekiranya mereka melihat kita. Malukah kita? Mari kita puaskan gersang hati kita dengan tetes embun rindu yang insya Allah mulia ini. Dahulu, di suatu saat, seorang sahabat menangis tersedu-sedu dalam shalat dan do’nya. Tangisnya begitu hebat, benar-benar memilukan bagi yang melihatnya. Tak lama setelah itu, sekembalinya di rumah dan menemui anak-anaknya. Di rumah tawanya mengembang. Ia asyik bercengkrama dengan keluarganya. Lalu seketika itu ia terdiam…dan berlari keluar rumah, tergopoh-gopoh, dengan tubuh bergetar penuh ketakutan berlari menuju kerumah Rasulullah, sembari berteriak, "Ya Rasulullah….aku munafik….aku telah munafik….!!!. Tapi itu dulu. Di negeri ini, begitu banyak yang menyatakan siap menjadi pemimpin. Bahkan berlomba-lomba mengkampanyekan dirinya. Sedangkan di jaman dahulu, berabad tahun lalu. Imam Ali dengan amat berat menerima amanah sebagai khalifah. Ia berdiri di atas podium seraya menegaskan bahwa jika dirinya melenceng dari ajaran Allah, maka ia siap menerima koreksi dengan tebasan pedang di lehernya. Ia pun berkata, sepatunya yang berkali-kali ia jahit dengan tangannya sendiri jauh lebih berharga dari kepemimpinannya kecuali ia gunakan untuk menegakkan keadilan. Tahukah kita, Gubernur Hisym dahulu kala termasuk dalam daftar orang-orang termiskin di negeri tersebut. Ketika ia mendapatkan bantuan materi dari khalifah, beliau justru membagikannya kepada rakyatnya. Siapa yang tak kenal budak hitam ? Bilal, yang demi mempertahankan prinsipnya rela ditindih batu di panasnya padang pasir. Siapa pula Khubaib, yang rela tubuhnya dicincang kaum kafir Qurays ? Mereka benar-benar istiqamah pantang menyerah, pantang didekte oleh lawan. Pantang berubah oleh situasi dan kondisi. Mereka tidak kuning karena kunyit, tidak hitam karena tinta, tidak merah karena darah, tidak lekang karena panas, tidak lapuk karena hujan dan tidak asin karena garam. Mereka senantiasa setia pada asas dan kepribadiannya. "Kalian adalah ummat terbaik yang di keluarkan buat manusia…" Qs. Ali Imron :110 "Mereka Ridha kepada Allah, dan Allah ridha kepada mereka…" Betapa indah perilaku manusia-manusia itu. Siapa gerangan orang tuanya ? siapakah gerangan gurunya ? atau di kampus manakah mereka menimba ilmu ? atau sekalian diktat macam apa yang dibacanya ?. Sumbu keindahan komunitas di masa kejayaan Islam bertumpu dan berkiblat pada satu sosok yaitu Rasululah Sallallahu Alaihi Wassallam. Anis Matta, dalam bukunya Mencari Pahlawan Indonesia, menyebut Rasulullah sebagai sang guru. Beliaulah pembimbing sejati yang dengan ilmu dan kebijaksanaannya mampu mencetak kader-kader unggul sepanjang masa. Beliaulah da’i sejati yang menyeru manusia menuju yang Satu, mengarahkan ummat manusia menuju keharibaan Allah. Mungkin mudah bagi kita menjadi pahlawan, sebagaimana dunia tak pernah kekurangan pahlawan atau tokoh-tokoh besar, namun mereka tak mampu mencetak pahlawan-pahlawan baru atau menjadikan orang disekitarnya turut menjadi pahlawan.
"Pada mulanya adalah embun. Laut kemudian akhirnya. Dari laut, terbentang riwayat kepahlawanan yang agung takkan terulang. " (Anis Matta, Mencari Pahlawan Indonesia, Hal. 222)
Sebagai seorang guru, negarawan, jenderal perang, lawmaker, pembaharu sosial, ayah dan suami yang penuh teladan menjadikan Michael H. Hart menempatkan Rasulullah sebagai tokoh teratas yang paling berpengaruh dalam sejarah. Saking banyaknya pujian tentang kredibilitas beliau ‘memaksa’ Abdul Wahid Khan untuk mengumpulkan rasa pengormatan intelektual non muslim tentang Rasulullah dalam bukunya, Rasulullah di Mata Sarjana Barat. Pengandaian kita belum berakhir disini. Kini saatnya kita membayangkan seandainya Rasulullah mengetuk pintu kamar kost atau rumah kita, hadir di depan kita. Apakah yang kita lakukan ? tidakkah kita malu kepada beliau, dengan koleksi buku kita yang kebanyakan jarang menceritakan tentang beliau. Koleksi kaset kalamullah kita, kaset ceramah tentang ajaran beliau yang teramat sedikit di banding kaset nasyid, lagu-lagu yang begitu menumpuk. Ketika Rasulullah berada di hadapan kita, mungkin setiap kita segera mengumpulkan sebanyak-banyaknya bahan untuk ditanyakan. Jamuan seperti apa yang akan kita siapkan untuk menyambut beliau ? saya yakin jamuan terindah yang akan kita persembahkan… alaesa kasalik, bukankah demikian ? karena beliau teramat indah untuk disaksikan. Jika rindu padanya teramat dalam, maka seharusnya wasiatnya tidak kita lupakan sedikitpun. Akankah kita mengabaikan begitu saja sunnah-sunnah beliau yang ia pertahankan dengan hinaan, hujatan, darah, peluh dan air mata beliau ? ataukah keluarga beliau yang beliau wariskan untuk dipanuti dan dimuliakan oleh ummat sepeninggalnya ? adakah waktu kita untuk menyelami sirah beliau, atau kita sudah cukup puas dengan memiliki buku Sirah Nabawiyah yang kemudian kita biarkan di sudut-sudut berdebu rumah kita ? berapa jam kita memuaskan kerinduan kita dengan mengkhayati kalam mu’jizatnya ataukah selama ini al-Qur’an hanya terletak di pinggiran hati kita? Kini, kita hanya bisa membayangkan dan mencoba meresapi semangat mereka. Akh, semoga saja kita punya waktu dan kemampuan untuk mengkhayati, agar dengan begitu burung jiwa yang lemah dapat kembali terbang dengan gagahnya…di atas cakrawala kehidupan. Ada banyak palung dalam hati kita. Palung yang bisa saja saat ini tempat berkumpulnya gumpalan dendam noda. Palung yang selama ini kita biarkan terkubur oleh konstruksi bangunan berpikir metropolis. Beranikah kita untuk membersihkan palung hati kita ? mengoreknya, kemudian mengisinya dengan kerinduan. Lalu kita menyebutnya sebagai palung rindu. Ya, itulah palung rindu kita, sebagai sumur hikmah yang tak pernah kering, sebagai penghubung kita dengan manusia-manusia unggul terdahulu. Mari… kita hidupkan kerinduan kepada Rasulullah, ahlul baitnya yang disucikan dan sahabat-sahabatnya yang setia sembari memupuk harap agar kita dapat berjalan beriringan dengan kafilah mereka di jannah-Nya nanti.
"Pada dasarnya para sahabat Nabi diberi kemampuan yang setara dengan kita saat ini. Hanya saja, jiwa kita saat ini sangatlah rapuh,
sehingga terasa betul jauhnya jarak antara kita dengan para sahabat yang mulia." (Fauzhil Adhim)
Beranikah kita membuka situs tentang mereka… yang selama ini bisa saja kita menganggapnya, sebagai situs purbakala???
Talasalapang, suatu hari di tahun 2005

20 Februari, 2008

Celakalah yang Shalat....!!!

Alkisah, ada seorang abid dari bani Israil. Dia banyak menghabiskan waktunya dengan beribadah kepada Tuhan di mihrabnya. Suatu hari dia melakukan safar, dan di tengah perjalanannya dia beristirahat sejenak. Ketika waktu shalat tiba, diapun beranjak untuk melaksanakan shalat. Sewaktu hendak memulai shalat, sang abid ini melihat dua orang anak laki-laki remaja sedang mempermainkan seekor ayam. Mereka mencabuti bulu ayam itu satu per satu. Kalau ayam itu bisa berbicara, lolongannya adalah teriakan minta tolong, tapi yang terdengar adalah suara kokokan yang tidak jelas maknanya.
Sang abid ini hanya tertegun sesaat, lalu kemudian melanjutkan niatnya. Menghadap ke kiblat dan dengan khusyuknya melaksanakan shalat, bermi'raj kepada Tuhannya.
Kedua anak tadi, setelah puas, meninggalkan ayam -yang tak bisa lagi mempertahankan hidupnya- begitu saja.
Belum juga sang abid menyelesaikan 'mi'raj'nya, tiba-tiba petir menggelegar dengan keras, angtin bertiup kencang, alam yang sebelumnya tampak cerah berubah drastis menjadi mendung dan kelabu. Terdengar suara yang bergemuruh dari langit, "Hai tanah tenggelamkan hamba yang durhaka ini, dia telah melakukan kedurhakaan yang sangat, celakalah dia...."
Tanah patuh dengan titah, bergetar keras dan tanpa ada waktu sedikit pun untuk sekedar menyadari apa yang terjadi, sang abid terhempas ke dalam tanah.
Kisah ini saya baca dalam buku kisah-kisah tentang shalat, saya terjemahkan secara lepas dari bahasa persia. Kisah ini menceritakan tentang seorang ahli ibadah yang ditenggelamkan Tuhan ke dalam tanah karena lebih asyik dengan ibadahnya sendiri, dan tidak memberikan pertolongan kepada ayam yang sebenarnya ia mampu melakukannya. Ayam yang dicabuti bulunya satu demi satu akhirnya mati tak tertolong. Tuhan menyebut abid ini sebagai orang yang durhaka, dan dilaknat sebagai orang yang celaka. Kitapun membaca dalam surah al-Maun tentang orang yang shalat tapi dalam pandangan Ilahi ia termasuk hamba-hamba yang celaka. Yakni orang yang dengan shalatnya tidak memberikan pengaruh kepada jiwanya untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang lain dengan sesuatu yang berguna. Begitupun abid pada kisah ini. Dalam konteks kekinian, dengan banyaknya orang yang dicabut hak-haknya, kebebasan dan kebahagiannya dirampas begitu saja oleh yang lebih berkuasa, apakah shalat-shalat yang kita lakukan memberikan pengaruh kepada jiwa kita untuk bisa memberikan pertolongan kepada mereka ? mereka bukan ayam yang dicabuti bulunya, mereka saudara-saudara kita, dari bangsa kita : manusia. Kalau kemurkaan Tuhan kepada abid yang tidak memberikan pertolongan kepada ayam yang dizalimi dengan menenggelamkannya ke dalam tanah, lalu kemurkaan yang bagaimana terhadap mereka yang berdiam diri saja melihat saudara-saudara mereka di zalimi ?
Teman saya dari Irak, pernah memperdengarkan sebuah hadits, katanya, di akhirat nanti semua orang merasa bersyukur kecuali satu golongan. Orang-orang mukmin bersyukur menjadi orang mukmin dan bukan hanya muslim. Orang-orang muslim bersyukur waktu di dunia tidak termasuk orang-orang kafir. Orang-orang kafir bersyukur tidak termasuk orang-orang munafik. Dan kaum munafikin bersyukur tidak termasuk golongan orang yang melalaikan shalat. Dan satu-satunya golongan yang meratap penuh penyesalan adalah mereka yang lalai dalam shalatnya. Hadits ini, sampai saat ini belum saya cek kesahihannya, namun kita bisa mengambil hikmah dari kutipan yang katanya hadits ini, bahwa Tuhan murka kepada mereka yang shalat namun lalai dengan keadaaan sekitarnya. Dan bukankah di sekitar kita, dengan mudah kita menemukan orang yang sulit menemukan makanan, karena hak-hak mereka dirampas dan dicabut ?

16 Februari, 2008

Bunga dan Matahari

Kak, kalau adik jadi bunga, kakak mau jadi apa ?
Kakak mau jadi matahari sayang .....
Kenapa matahari ka', kenapa bukan kumbang ? Sayang, kumbang hanya menghisap sarinya bunga saja, terus pergi....
madu yang dibuatpun bukan untuk sang bunga....
sedang matahari, bukankah tanpa sinarnya bunga tak bisa bertumbuh....
dan tanpa cahayanya keindahan bunga takkan pernah terlihat pandangan....
Iya Kak, terus kalau adik jadi bulan, kakak mau jadi apa ?
Tetap jadi matahari sayang.....
Kok begitu kak, bukankah matahari dan bulan tak pernah bersama....
kenapa tidak jadi bintang saja...?
Sayang, bukankah rembulan itu bercahaya karena matahari yang menyinari ?
bukankah matahari lebih dekat dengan bulan daripada bintang ?
dan bukankah matahari memberikan kesempatan sang bulan untuk menampakkan keindahannya?
Kak, seandainya adik sakit, dan penyakit ini bisa dipindahkan, bersedia tidak sakit adik dipindahkan ke kakak ?
Tidak sayang, kalau sakit adik bisa dipindahkan kenapa harus ke saya, qta pindahkan saja ke tembok supaya diantara kita tidak ada yang sakit, supaya kita bisa menghabiskan waktu bersama dalam ketaatan kepadaNya....
Kak, saya mohon kakak jujur siapa yang ada di hati kakak, apa betul hanya saya seorang ?
Kakak tidak tahu sayang, bukankah saya tak punya hati lagi setelah adik mencurinya....

15 Februari, 2008

Cinta dan Waktu

Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu.
Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan.
Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta. Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.
"Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta. "Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "perahuku telah penuh dengan harta bendaku.
Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam.
Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini." Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi.
Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta.
Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta. Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang.
Ia kian panik. Tak lama lewatlah Kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta. "Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini," sahut Kecantikan. Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. "Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta. "Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!" Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya lelaki tua tadi. "Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu. "Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran. "Sebab," kata orang itu, "hanya Waktu-lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu ...". Orang tua itu benar, waktulah yang memberitahu seberapa besar kadar cinta yang mengisi relung hati kita, sebab hanya waktu yang lebih mengenal cinta.

13 Februari, 2008

Met Valentine Sayang

Dindaku sayaaaaang...... percaya jeki tokh, dengan kekuatan cinta ???
cinta akan membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin... masih kiingatji sayang, tepat tahun lalu, dan tepat jam-jam seperti ini, kita mengikat janji untuk menghabiskan waktu dalam keletihan melawan, bersama. Tepat di awal hari dimana orang-orang menyebutnya sebagai hari kasih sayang... Hari ini sangat bermakna bagiku, meskipun kebanyakan ustadz2 di Indonesia menyebut valentine bid'ah, syirik atau tasyabbuh, terserah.....kita akan tetap merayakannya.....
heran juga melihat ijtihad2 keagamaan mereka, mereka selalu melempari rumah kita, sementara rumah mereka sendiri terbuat dari kaca....
apa salahnya kita menjadikan hari kita penuh kasih sayang, bukankah Tuhan Maha Rahman, Maha Rahim....yang dimintanya untuk kita selalu menyebutnya diawal aktivitas kita, agar sifatNya itu mendarah daging pada hamba-hamba yang dikasihiNya... Iya kan sayang..... ?
Bangsa kita butuh kasih sayang, butuh cinta, orang-orangnya sudah terlalu lama saling menaruh dendam dan kebencian... Iwan Fals mendendangkan, kalau cinta sudah dibuang jangan harap keadilan akan datang....itu karenanya di negeri kita keadilan menjadi barang yang sangat mahal, hanya mereka yang mampu membelinya saja yang mendapatkannya. Mereka telah membuang cinta, cinta menjadi onggokan sampah. Slank malah lebih memilih judul lagunya Kuil Cinta, bukan Masjid Cinta atau Mushallah Cinta, karena justru kebencian kebanyakan ditebar dari rumah-rumah suci itu... kita harus mengembalikan amanah agama ini sayang, agama yang penuh cinta kepada sesama, sebab bagaimana mungkin bisa mencintai Tuhan yang tidak terlihat kalau yang terlihat saja tidak bisa kita cintai....
Bukan begitu sayang ?
Ungkapan cinta yang terdalam adalah ketulusan hati, karenanya kita tidak perlu saling memberi bunga hari ini, kado, cokelat atau apa saja yang justru mematerialkan apa yang menjadi perasaan kita berdua..... kitapun tidak perlu hanya mengkhususkan hari ini....
Sebab kasih sayang harus selalu kita tebar kepada siapapun dan kapanpun.... Iyakan sayang ?
Dindaku, semoga kehadiranku dalam jiwa dan hatita, membuatmu lebih baik sayang.....aku sangat berharap engkau membisikkan ketelingaku, kata2 yang diucapkan Muhammad Iqbal tentang gurunya...
aku awalnya hanyalah kuncup, dan ketika kuditiupnya... aku mekar menjadi bunga....
sayang ada pesan dari Susanno Tamaro yang pernah saya baca :
Va dove Ti porta il euore; pergilah ke mana hati membawamu. Dan kelak, di saat begitu banyak jalan terbentang di hadapan mu dan kau tak tahu jalan mana yang harus kau ambil, janganlah memilihnya dengan asal saja, tetapi duduklah dan tunggulah sesaat. Tariklah napas dalam-dalam, dengan penuh kepercayaan, seperti saat kau bernapas di hari pertama mu di dunia ini. Jangan biarkan apa pun mengalihkan perhatian mu, tunggulah dan tunggulah lebih lama lagi. Berdiam dirilah, tetap hening, dan dengarkanlah hatimu. Lalu, ketika hati itu bicara, beranjaklah, dan pergilah ke mana hati membawamu…… (Susanna Tamaro) Dan pesan yang kudapat dari Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi : Setiap peristiwa di jagat raya ini adalah potongan-potongan mozaik. Terserak di sana-sini tersebar dalam rentang waktu dan ruang-ruang. Namun, perlahan-lahan ia akan bersatu membentuk montase seperti Antoni Gaudi. Mozaik-mozaik itu akan membangun siapa dirimu dewasa nanti. Lalu apa pun yang kau kerjakan dalam hidup ini, akan bergema dalam keabadian.., ”maka berkelanalah di atas bumi ini untuk menemukan mozaikmu!” Pesan moral yang sangat kuat itulah yang aku tangkap dalam buku ini Jangan berhenti bermimpi, dan terus berusahalah menggapainya. Agar hidup tetap terasa berharga untuk diperjuangkan.
"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu."
De'na, jangki berhenti bermimpi, seberat apapun yang akan kita hadapi, karena dengan mimpi dan harapan, hidup kita berharga sayang untuk kita perjuangkan.....
Dan yang terpenting, jangan pernah berhenti mencintaiku..... Met Valentine Sayang..... Aku mencintaimu, doata.
Dariku, yang selalu menjeritkan namamu. 14 Februari 2008, 00:06 waktu Makassar

Sajak Kerinduan ........buat istriku

Kalian bertepuk gembira, ketika seruling itu di bunyikan suaranya kau selingi dengan kegembiraan tak tertahan padahal tahukah engkau itu bukan erangan kegembiraan tapi rintihan yang memilukan dari sebilah bambu yang begitu merindukan rumpunnya Izinkan saya sayang, untuk tidak selalu menulis tentangmu tapi karenamu saya menulis..... Dariku, yang selalu menjeritkan namamu

03 Februari, 2008

Mata, Menangislah....

slm.abi,sdh mq makan?apa qbikin skrg?baik2 jaq?hehe..aku kpikiran trus,txata qt tdk bs tebak kehendak Tuhan ma makhlukx.qt slalu anggap bhw qt bs mlakukanx sdiri..pdhl TIDAK. smua kptusan ditagnX :-) mmbuat qt tkadang ttawa tkdang jg nangis.TUHAN-TUHAN..Engkau mmg sgalax. Kami kecil dimataMu.kalo mmang tangis mmbuat dosa km musnah, buatlah km menangis. kalo ujian& cobaan adlah jln bg kami tuk dekat kpdMu,mk ujilah kami.Kami akan menerima semuanya selagi kekuatn km msh ada (?-?).doata..wslm. Sent: 3-Feb-2008 22:54:13 Sayang, masihkah kau ingat, waktu kau menemaniku ke gramedia, dan aku memilih buku ini. Buku yang kuanggap terbaik dari semua buku yang kumiliki. Buku yang mengajariku untuk tidak lemah, tetap tegar dan tak pernah mau meminta maaf pada kehidupan. Buku yang kau tunjukkan dan kau pilihkan buatku, sehingga akupun mantap untuk memilih apa yang harus kuyakini. Buku itu melulu berisi do'a, salah satunya do'a yang pernah kau ajari aku untuk membacanya...... Do'a KUMAIL
Ya Allah, aku bermohon kepadaMu dengan rahmatMu yang meliputi segala sesuatu,Dan dengan kekuasaanMu yang dengannya Engkau menakluki segala sesuatu,dan kerananya tunduk segala sesuatu, dan kerananya merendahlah segala sesuatu,Dan dengan kekuatanMu yang tidak tertahankan oleh segala sesuatu,Dan dengan kebesaranMu yang memenuhi segala sesuatu,Dan dengan kekuasaanMu yang mengatasi segala sesuatu,dan dengan wajahMu yang kekal setelah punah segala sesuatu,Dan dengan asmaMu yang memenuhi tonggak segala sesuatu,dan dengan ilmuMu yang mencakup segala sesuatu,Dan dengan cahaya wajahMu yang menyinari segala sesuatu,Wahai Nur, wahai Yang Maha Suci! [Quddus],Wahai yang Awwal dari segala yang awwal,Wahai yang Akhir segala yang akhir, Ya Allah, Ampunilah dosa-dosaku yang meruntuhkan penjagaan, Ya Allah, Ampunilah dosa-dosaku yang mendatangkan bencana, Ya Allah, Ampunilah dosa-dosaku yang merusak nikmat kurnia, Ya Allah, Ampunilah dosa-dosaku yang menyebabkan doa tertahan, Ya Allah, Ampunilah dosa-dosaku yang memutuskan pengharapan, Ya Allah, Ampunilah dosa-dosaku yang akan menurunkan bala, Ya Allah, Ampunilah segala dosa yang telah aku lakukan,Dan segala kesalahan yang telah aku kerjakan, Ya Allah, aku datang menghampiriMu dengan zikirMu,dan aku memohon pertolonganMu dengan diriMu, Dan aku bermohon padaMu dengan kemurahanMu,dekatkanlah daku ke haribaanMu,dan sempatkan daku untuk bersyukur padaMu, Dan bimbinglah daku untuk selalu mengingatMu, Ya Allah, aku bermohon padaMu,dengan permohonan orang yang tunduk dan menyerah,yang hina dan rendah, (yang ketika kesulitan menyampaikan hajatnya padaMu),berilah daku kelembutanMu, kasihanilah daku,Dan jadikanlah daku puas dengan pemberianMu,dan juga berpuas hati dengan segala keadaan yang menimpaku, Ya Allah, aku bermohon kepadaMu dengan permohonan orang yang berat keperluannya,dan yang menyatakan kepadaMu ketika menghadapi segala kesusahan (berat) hajatnya, Dan orang yang kehendaknya terhadap apa yang ada di sisiMu amat besar,Ya Allah, Maha Besar KekuasaanMu, Maha Tinggi kedudukanMu,Dan selalu tersembunyi rencanaMu, selalu tampak kekuasaanMu,Dan sentiasa tertegak KekuatanMu, dan setiasa berlaku KudrahMu,Dan tidak mungkin lari dari pemerintahanMu, Ya Allah, tidak aku dapatkan pengampunan bagi dosaku,Dan tiada penutup bagi kejelekanku,Dan tiada yang dapat menggantikan amalku yang buruk dengan kebaikan,Melainkan Engkau,Maha Suci Engkau dengan segala pujiMu,Telah aku menzalimi diriku sendiri,Dan telah aku berani melanggarnya dengan kejahilanku,Akan tetapi aku tetap tenteram,kerana bersandar pada ZikrMu dan kurniaMu padaku, Ya Allah, pelindungku,betapa banyak kejelekan diriku telah Engkau tutupi,Betapa banyak malapetaka telah Engkau atasi,Betapa banyak rintangan telah Engkau singkirkan,Betapa banyak bencana telah Engkau tolakkan,Dan betapa banyak pujian baik yang tidak layak bagiku telah Engkau sebarkan Ya Allah, besar sudah bencanaku, berlebihan sudah keburukan halku,Dan rendah benar amal-amalku, berat benar belenggu (kemalasanku),Dan angan-angan panjangku telah menahan manfa'at dari diriku,dunia dengan tipudayanya telah memperdayakanku,Dan diriku (telah terpedaya) kerana tipudayanya, Wahai Junjunganku, aku bermohon kepadaMu dengan segala KekuasaanMu,jangan Engkau hijab doaku kerana keburukan amal dan perangaiku,Dan jangan Engkau bukakan rahsiaku yang tersembunyi,yang telah Engkau ketahui,Dan jangan Engkau segerakan siksa padaku,Kerana perbuatan buruk dan kejelekan yang aku lakukan dalam bersendirian,kerana kebiasaanku untuk melanggar batas, dan kebodohanku,Kerana banyaknya nafsuku dan kelalaianku, Ya Allah, dengan kemuliaanMu, sayangilah diriku dalam segala keadaan,kasihilah diriku dalam segala perkara, Ilahi, Rabbi, kepada siapa lagi selain Engkau,aku bermohon dihilangkan kesengsaraanku, dan diperhatikan urusanku, Ilahi, Pelindungku, Engkau meletakkan kepadaku hukum,tetapi di situ aku mengikuti hawa nafsuku,Dan aku tidak cukup berwaspada terhadap tipudaya (syaitan) musuhku,Maka terkecohlah aku lantaran nafsuku,dan berlakulah ketentuanMu atas diriku,Ketika aku langgar sebahagian batas yang Engkau tetapkan bagiku,Dan aku bantah sebahagian daripada perintahMu,namun bagiMu segala pujianku atas semuanya itu, Tiada alasan bagiku untuk menolak ketentuan yang Engkau tetapkan bagiku,Demikian pula hukum dan ujian yang menimpaku.Aku datang kini mengadapMu, Ya Ilahi dengan segala kekuranganku,dengan segala kedurhakaanku (pelanggaranku), Sambil menyampaikan pengakuan dan penyesalanku,dengan hati yang hancur luluh,memohon ampun dan berserah diri dengan rendah hati mengakui segala kenistaanku.Kerana segala cacatku ini, Tiada aku dapatkan tempat untuk melarikan diri,Dan tiada tempat berlindung untuk menyerahkan urusanku,selain daripada KehendakMu untuk menerima pengakuan kesalahanku,Dan memasukkan daku kepada keluasan kasihMu, Ya Allah, terimalah pengakuanku,kasihanilah beratnya kesukaran-kepedihanku,dan lepaskanlah daku dari kekuatan belengguku, Ya Rabbi,kasihanilah kelemahan tubuhku,Dan lembutnya kulitku dan kerapuhan tulangku,Wahai Tuhan yang mula-mula menciptakanku,dan menyebutkan, mentarbiyyahku, memperlakukanku dengan baik,Dan memberiku kehidupan kerana permulaan kurniaMukerana Engkau telah mendahuluiku dengan kebaikan,berilah aku kurniaMu, Ya Ilahi, Junjunganku, Pemeliharaku,apakah Engkau akan menyiksaku dengan apiMu,setelah aku mengesakanMu,Setelah hatiku tenggelam dalam ma'rifatMu,Setelah lidahku bergetar menyebutMu,dan setelah hatiku terikat dengan cintaMu,Dan setelah segala ketulusan pengakuanku dan permohonankuseraya tunduk bersimpuh pada RubbubiyyahMu,Tidak, Engkau terlalu mulia untuk mencampakkan orang yang Engkau pelihara dan didik,Atau menjauhkan orang yang Engkau dekatkan,atau menyisihkan orang yang Engkau naungi,Atau menjatuhkan bala bencana ke atas orang yang Engkau cukupi dan Engkau sayangi,Aduhai diriku! Junjunganku, Tuhanku, Pelindungku,Apakah Engkau akan melemparkan ke neraka,ke atas wajah-wajah yang tunduk rebah kerana kebesaranMu,Dan keatas lidah-lidah yang dengan tulus mengucapkan keesaanMu,dan dengan pujian mensyukuri nikmatMu,Dan ke atas kalbu-kalbu yang dengan sepenuh hati mengakui UluhiyyahMu,Dan ke atas nurani yang dipenuhi ilmu tentang Engkau,sehingga bergetar ketakutan,Dan ke atas tubuh-tubuh yang telah biasa tunduk untuk mengabdiMu, Dan dengan merendah memohon keampunanMu,Tidak sedemikian itu sangkaan kami tentangMu,Padahal telah diberitakan kepada kami tentang keutamaanMu, Wahai Pemberi Kurnia dan, Wahai Pemelihara,Dan Engkau mengetahui kelemahanku,dalam menanggung sedikit dari bencana dan siksa dunia,Serta kejelekan yang menimpa penghuninya,Walhal semua itu singkat masanya, sebentar berlalunya, dan pendek usianya,Maka apakah mungkin aku sanggup menanggung bala akhirat,dan makar yang berat bersama-samanya,Bencana yang panjang masanya dan kedudukan (menanggungnya) berkekalan, Serta tidak diringankan bagi orang yang menanggungnya,kerana semuanya tidak terjadi melainkan kerana murkaMu,dan kerana balasan dan amarahMu,Dan inilah, yang bumi dan langit,pun tidak sanggup memikulnya, Wahai, Junjunganku, bagaimanakah mungkin aku (sanggup menanggungnya)?dan sedangkan aku hambaMu yang lemah, rendah, hina, malang, dan miskin, Ya Ilahi, Tuhanku, Junjunganku, Pelindungku!Urusan apa lagi kiranya yang akan aku adukan kepadaMu?dan mestikah aku menangis menjerit?Kerana kepedihan dan beratnya siksaan?atau kerana lamanya cubaan? Sekiranya Engkau siksa aku berserta musuh-musuhMu,Dan Engkau himpunkan aku bersama penerima bencanaMu,Dan Engkau pisahkan aku dari para kekasih dan awliyaMu,Oh...andainya aku,Ya Ilahi, Junjunganku, Pelindungku, Tuhanku!Sekiranya aku dapat bersabar menanggung siksaMu,mana mungkin aku mampu bersabar berpisah dariMu?Dan seandainya aku dapat bersabar menahan panas apiMu,mana mungkin aku bersabar tidak melihat kemuliaanMu? Mana mungkin aku tinggal di neraka,sedangkan harapanku adalah kemaafanMu,Demi kemuliaanMu, wahai Junjunganku dan Pelindungku!aku bersumpah dengan tulus,sekiranya Engkau biarkan aku berbicara,Aku akan meratap kepadaMu di tengah penghuni (neraka)dengan ratapan orang yang menaruh harapan,Dan aku akan menangis kepadaMu,dengan tangisan orang yang mengharapkan pertolongan,Dan aku akan merintih sebagaimana rintihan orang yang serba kekurangan,Dan aku akan menyeruMu, di mana jua Engkau berada, Wahai Pelindung kaum Mu'minin,Wahai tujuan harapan kaum arifin,Wahai lindungan orang yang memohon perlindungan,Wahai kekasih kalbu para pencinta kebenaran,Wahai Tuhan seru sekalian alam,Maha Suci Engkau Ya Ilahi, dengan segala pujiMu,Akankah Engkau dengar di sana suara hamba Muslim,yang terpenjara dengan keengkarannya, Dan yang merasakan azabnya kerana kemaksiatannya,Dan yang terperosok di dalamnya kerana dosa dan nistanya,Dan ia merintih padaMu dengan mengharapkan rahmatMu,dan ia menyeruMu dengan lidah ahli tauhidMu,dan ia bertawassul padaMu dengan RububiyyahMu, Wahai Pelindungku!Bagaimanakah mungkin ia kekal dalam siksa,sedangkan ia berharap pada kebaikanMu yang terdahulu,Mana mungkin neraka menyakitinya,sedangkan ia mendambakan kurnia dan rahmatMu, Mana mungkin nyalaan api neraka membakarnya,sedangkan Engkau mendengar suaranya dan Engkau melihat tempatnya (di mana dia berada), Mana mungkin jilatan api mengurungnya,sedangkan Engkau mengetahui kelemahannya, Mana mungkin ia jatuh bangun di dalamnya,sedangkan Engkau mengetahui ketulusannya, Mana mungkin Zabaniyah menghempaskannya,sedangkan ia memanggil-manggilMu: Ya Rabbi!, Mana mungkin ia mengharapkan kurnia kebebasan daripadanya,lalu Engkau meninggalkannya di sana,Tidak, tidak demikian itu sangkaku padaMu,tidak mungkin seperti itu perlakuanMu (setelah diketahui) daripada fadhalMu (kebaikanMu), Melainkan kebaikan dan kurnia yang Engkau berikan kepada kaum Muwahhidin (yang menyembahMu),Maka dengan penuh yakin aku berani berkata,kalaulah bukan kerana keputusanMu,untuk menyiksa orang yang mengingkariMu,dan keputusanMu untuk mengekalkan (mereka) di sana orang-orang yang menentangMu, Tentu Engkau jadikan api seluruhnya sejuk dan damai,Tidak akan ada lagi di situ tempat tinggal,dan menetap bagi sesiapa pun,tetapi Maha Suci Nama-namaMu,Engkau telah bersumpah untuk memenuhi nereka dengan orang-orang kafir,dari golongan jin dan manusia seluruhnya,dan Engkau akan mengekalkan di sana kaum durhaka, Engkau dengan segala kemuliaan pujiMu!Engkau telah berkata,setelah menyebutkan nikmat yang Engkau berikan,"Apakah sama kedudukan orang Mu'min dengan orang kafir,sungguh tidak sama mereka itu," Ilahi, Junjunganku!Aku bermohon kepadaMu dengan kudrat yang telah Engkau tentukan,dengan qadha yang telah Engkau tetapkan dan putuskan,dan yang telah Engkau tentukan berlaku pada orang yang berkenaan, Ampunilah bagiku, di malam ini, di saat ini,semua kesalahan yang pernah aku kerjakan,Dan semua dosa yang pernah aku lakukan,dan semua kejelekan yang pernah aku rahsiakan,Dan segala kejahilan yang pernah aku amalkan,yang aku sembunyikan atau tampakkan,yang aku tutupi atau aku tunjukkan,Dan setiap keburukan yang telah Engkau perintahkan malaikat yang mulia,mencatatnya, Mereka yang Engkau tugaskan untuk merakam segala yang ada padaku,dan mereka yang Engkau jadikan saksi-saksi bersama seluruh anggota tubuhku,Dan Engkau sendiri mengawal di belakang mereka,dan menyaksikan apa yang tersembunyi pada mereka,Dan dengan rahmatMu, Engkau sembunyikan keburukan itu,dan dengan kurniaMu, Engkau menutupinya,Dan perbanyakkanlah bahagianku pada setiap kebaikan yang Engkau turunkan,atau setiap kurnia yang Engkau limpahkan,atau setiap rezeki yang Engkau curahkan,atau setiap dosa yang Engkau ampunkanatau setiap kesalahan yang Engkau sembunyikan, Ya Rabbi! Ya Rabbi! Ya Rabbi!Ya Ilahi, Junjunganku, Pelindungku, Pemilik nyawaku,Wahai Zat yang di tanganNya ubun-ubunku,Wahai Yang Mengetahui kesengsaraan dan kemalanganku,Wahai Yang Mengetahui kefakiran dan kepapaanku, Ya Rabbi! Ya Rabbi! Ya Rabbi!, Aku bermohon padaMu dengan kebenaran dan kesucianMu,dengan keagungan sifat dan Asma'Mu!,Jadikan waktu-waktu malam dan siangku dipenuhi dengan zikir kepadaMu,Dan dihubungkan dengan kebaktian kepadaMu,dan diterima amalku di sisiMu,Sehingga jadilah amal dan wiridku seluruhnya wirid yang satu,Dan kekalkanlah selalu keadaanku dalam berbakti kepaaMu,Wahai Zat yang kepadanya aku adukan keadaanku! Ya Rabbi! Ya Rabbi! Ya Rabbi! Kukuhkanlah anggota tubuhku untuk berbakti kepadaMu,Teguhkanlah tulang-tulangku untuk melaksanakan niatku,Kurniakanlah kepadaku kesungguhan untuk bertaqwa kepadaMu,Dan kebiasaan untuk meneruskan bakti kepadaMu,Sehingga aku bergegas menujuMu bersama para pendahulu,Dan berlari ke arahMu bersama orang-orang yang terkemuka,merindukan dekat padaMu bersama golongan yang merindukanMu,Jadikan daku dekat padaMu,sepertimana dekatnya orang-orang yang ikhlas dan takut kepadaMu,dan takut sepertimana takut-takutnya orang-orang yang yakin,Dan berkumpul di hadiratMu bersama kaum Mu'minin, Ya Allah! Sesiapa saja yang bermaksud buruk kepadaku, tahanlah dia,Sesiapa saja yang memperdayakan daku, gagalkan dia,Jadikan daku hambaMu yang paling baik nasibnya di sisiMu,Dan yang paling dekat kedudukannya denganMu,dan yang paling istimewa tempatnya di dekatMu,Sesungguhnya, semua ini tidak akan tercapai,melainkan dengan kurniaMu,dan limpahkanlah kepadaku kemurahanMu,Dan sayangilah daku dengan kebaikanMu,dan peliharalah diriku dengan rahmatMu,Dan jadikan lidahku untuk selalu berzikir kepadaMu,dan hatiku supaya selalu mencintaiMu,Dan anugerahkanlah kepadaku yang terbaik dari ijabah (penerimaan)Mu,dan hapuskanlah jejak-jejakku (ketika aku melakukan kesalahan), ampuni ketergelinciranku,Dan sesungguhnya telah Engkau wajibkan hamba-hambaMu beribadah kepadaMu, Engkau perintahkan mereka untuk berdoa kepadaMu,dan Engkau beri jaminan kepada mereka ijabah,Maka kerana itu, kepadaMu, Ya Rabbi!, aku hadapkan wajahku,Dan kepadaMuYa Rabbi!, aku hulurkan tanganku (memohon doa),maka demi KebesaranMu, perkenankanlah doaku,Dan sampaikanlah daku akan cita-citaku,dan janganlah putuskan harapanku akan kurniaMu,Dan lindungi daku dari kejahatan jin dan manusia dari kalangan musuh-musuhku, Wahai Yang Maha Cepat ridhaNya,ampunilah orang yang tidak memiliki apa-apa pun kecuali doa,Kerana sesungguhnya Engkau melakukan apa yang Engkau kehendaki,Wahai Yang NamaNya menjadi ubat,dan mengingatiNya adalah penyembuhan,Dan ketaatan kepadaNya adalah kekayaan,Kasihanilah orang yang modalnya adalah pengharapan,Dan senjatanya hanyalah tangisan, Wahai, Penabur kurnia!Wahai, Penolak bencanaWahai Nur yang menerangi mereka yang terhempas dalam kegelapan,Wahai, Yang Maha Mengetahui tanpa diberitahu, Sampaikanlah selawat dan salam pada Muhammad dan ali Muhammad,Lakukanlah kepadaku apa yang layak (terhadapku) BagiMu,Dan semoga Allah melimpahkan kesejahteraan kepada RasulNya,dan para A'immah (para imam a.s.) yang mulia dari keluarganya,Dan sampaikanlah salam (kesejahteraan) yang melimpah-limpah kepada mereka.
Amin ya Rabbal Alamin....
Doa Kumayl bin ZiyadKumayl bin Ziyad Nakha'i adalah sahabat pilihan Imam Ali AS. Ketika Imam Ali AS memerintah, (35-40H), Kumayl dlantik menjadi wali kota Hait. Ia akhirnya menemui kesyahidannya pada tahun 83 hijrah dalam usia 90 tahun atas perintah penguasa zalim, Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi. Kumayl dimakamkan di suatu tempat bernama Tsaubah, yang terletak di antara Najaf al-Asyraf dan Kufah, di Iraq. Doa Kumayl ini telah diajarkan oleh Imam Ali AS kepada Kumayl RA. Menurut Sayyid Ibn Thawwus dalam kitab Iqbal,riwayat ini disampaikan oleh Kumayl:" Pada suatu hari, saya duduk di masjid Basrah bersama Maulana Amirul Mu'minin Ali AS membicarakan hal Nisfu Sya'ban. Ketika ditanya tentang ayat," Fiha yufraqu kullu amrin hakim," (Surah al-Dukhaan:4), Imam Ali AS mengatakan bahawa ayat ini mengenai Nisfu Sya'ban; orang yang beribadat di malam itu, tidak tidur, dan membaca Doa Hadrat Hidhr AS akan diterima doanya." "Ketika Imam Ali pulang ke rumahnya, di malam itu, saya menyusulinya. Melihat saya, Imam AS bertanya," Apakah keperluan anda ke mari?" Jawab saya, " Saya ke sini untuk mendapatkan Doa Hadrat Hidhr." Imam mempersilakan saya duduk, seraya mengatakan," Ya Kumayl, apabila anda menghafal doa ini dan membacanya setiap malam Juma'at,cukuplah itu untuk melepaskan anda dari kejahatan, ada akan ditolong Allah, diberi rezeki, dan doa ini akan dimakbulkan. Ya Kumayl, lamanya persahabatan serta perkhidmatan anda, menyebabkan anda dikurniai nikmat dan kemuliaan untuk belajar doa ini....."
Makasih sayang....
Aku mencintaimu kekasihku,
dalam tawa dan tangisku, dalam rindu dan dendamku,
dalam senyum dan marahku, dalam semangat dan lelahku,
dalam sadar dan tidurku. Aku mencintaimu dalam semuaku....
Mencintaimu bersama rindu yang kutitip pada jiwamu...